Selasa, 23 Februari 2016

http://esmelia.blogspot.co.id/2016/03/blog-post_10.html


ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
Memberikan Asuhan Kala I








Dosen Pengampu:
Linda Rofiasari, S.ST




Disusun oleh :
Esmelia Malau                                   (14241003)
Resa Sintya                                        (14241011)




PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
AKADEMI KEBIDANAN DEWI SARTIKA BANDUNG
2015




Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan kurnia-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang membahas tentang “Memberikan Asuhan Kala I”, makalah ini dibuat selain untuk menambah wawasan, juga untuk memenuhi tugas mata kuliah “Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir”.
Dalam penyusunan makalah ini, banyak pihak-pihak yang turut membantu kami. Untuk itu, kami ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1.      Yth Hj. Fudji Astuti, S.ST selaku Direktur di Akademi Kebidanan Dewi Sartika Bandung.
2.      Yth Linda Rofiasari, S.ST selaku dosen pengampu mata kuliah Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir di Akademi Kebidanan Dewi Sartika Bandung.
3.      Ibu dan Ayah tercinta serta teman-teman seperjuangan yang telah memberikan bantuan dan motivasi dalam menyusun makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu untuk mencapai kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini, kami mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun dimasa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan bagi pembaca. Terimakasih.


Bandung, Oktober 2015


Penyusun,


Halaman

 


Persalinan merupakan peristiwa keluarnya janin, plasenta dan membrane dari uterus melalui jalan lahir yang berawal dari pembukaan dan dilatasi servik sebagai akibat kontraksi uterus dengan frekuensi, durasi dan kekuatan teratur yang awalnya sedikit hingga mencapai servik berdilatasi lengkap (10 cm). Selama persalinan akan terjadi banyak perubahan baik secara fisiologis maupun psikologis. Dengan mengetahui perubahan-perubahan tersebut tersebut, maka bidan dapat menentukan apakah kondisi yang dialami pasien merupakan kondisi fisiologis.1
Kala I dimulai sejak adanya his yang menyebabkan pembukaan sampai pembukaan lengkap (10 cm). Saat inilah bidan harus mengetahui perubahan yang terjadi selama kala I, memberikan dukungan selama persalinan, pengurangan rasa sakit, persiapan melahirkan, memenuhi kebutuhan fisik dan psikologis, pengetahuan tentang tanda bahaya kala I. Asuhan kala I sangat besar pengaruhnya terhadap sikap dan kesiapan ibu dan keluarganya. Oleh karena itu hendaknya petugas kesehatan dapat selalu memberikan asuhan yang tepat dan komprehensif.2
MISFLAP (Maternal, Intake, Support, Fetal, Labor, Aktivitas, Pain/Psikis/Pemberi Pelayanan) adalah suatu pendekatan untuk merawat ibu dalam persalinan sebagai titik pusat konteks, sehingga perubahan paradigm dari apa yang dipertimbangkan normal menjadi apa yang normal untuk ibu ini pada waktu ia mengalami kehamilan dan kelahiran. Dengan menggunakan MISFLAP mengingatkan bidan untuk memperhatikan seluruh gambaran ibu, janin dan persalinan juga data yang diperlukan untuk pertolongan kelahiran yang tepat.3
Salah satu standar Asuhan Persalinan Normal adalah penggunaan partograf. Partograf sebagai alat untuk membuat keputusan klinik, sebagai alat untuk memantau kemajuan proses persalinan serta sangat efektif untuk memantau terjadinya komplikasi dini persalinan yang menyebabkan kematian pada janin dan ibu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pendokumentasian partograf dalam memonitor persalinan. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara sengaja yaitu purposive sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara mendalam. Analisis dalam penelitian ini menggunakan grounded teory (analisis tematik). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pendokumentasian lembar partograf dalam memonitor persalinan.4

Berdasarkan latar belakang di atas, ada beberapa rumusan masalah seperti di bawah ini:
1)      Bagaimana konsep persalinan kala I dan penatalaksanaan dalam memberikan manajemen kala I?
2)      Bagaimana konsep cara untuk membuat diagnosa yang tepat pada asuhan persalinan kala I ?
3)      Bagaimana konsep menilai kamajuan asuhan dan persalinan pada asuhan persalinan kala I?
4)      Bagaimana cara membuat rencana asuhan persalinan yang benar pada suhan kala I?

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, ada beberapa tujuan penulisan seperti di bawah ini:
1)      Untuk mengetahui bagaimana konsep persalinan kala I dan penatalaksanaan dalam memberikan manajemen kala I
2)      Untuk mengetahui bagaimana konsep membuat diagnosa yang tepat pada asuhan persalinan kala I
3)      Untuk mengetahui bagaimana konsep menilai kemajuan asuhan persalinan pada kala I
4)      Untuk memenuhi tugas mata kuliah asuhan persalinan dan bayi baru lahir.




Berdasarkan temuan-temuan dalam riwayat kesehatan, bidan akan dapat mengambil keputusan apakah ibu dalam persalinan kala I atau bukan. Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar Nomenklatur atau tata nama diagnosa kebidanan. Di bawah ini contoh membuat diagnosa kebidanan:1
1)      Ibu G2 P1 A0 usia kehamilan 18 minggu teraba ballotemen dengan kondisi ibu baik.
2)      G2 P1 A0 usia kehamilan 39 minggu inpartu kala I fase aktif dengan kondisi ibu baik, janin tunggal hidup intrauterin preskep dengan kondisi janin baik.

Menilai kemajuan persalinan dapat dilakukan dengan melakukan cara-cara di bawah ini:1
1)      Angka 0-10 yang tertera di tepi kolom paling kiri adalah besarnya dilatasi servik. Angka 1-5 juga menunjukkan seberapa jauh penurunan janin.
2)      Masing-masing angka mempunyai lajur dan kotak sendiri.
3)      Kotak yang satu dengan kotak yang lain menunjukkan penambahan dilatasi servik sebesar 1 cm. Setiap kotak menyatakan waktu 30 menit.
4)      Pembukaan servik
(1)   Dinilai setiap 4 jam sekali. Pencatatan pada partograf di mulai sejak pembukaan 4 cm (fase aktif)
(2)   Hasil pemeriksaan ditulis dengan tanda X, ditulis pada garis waktu yang sesuai dengan lajur besarnya pembukaan servik (pada garis waspada)
(3)   Hubungkan tanda X dari setiap pemeriksaan dengan garis utuh (tidak terputus)
5)      Penurunan bagian terbawah atau presentasi janin
(1)   Diperiksa setiap kali periksa dalam setiap 4 jam
(2)   Berikan tanda O pada garis waktu yang sesuai. Sebagai contoh, jika kepala bisa dipalpasi 4/5, maka tuliskan tanda O di nomor 4. Kemudian hubungkan tanda dari setiap kali pemeriksaan dengan garis yang tidak terputus.
6)      Garis waspada dan garis bertindak
Garis waspada di mulai pada pembukaan serviks 4 cm dan berakhir pada titik di mana pembukaan lengkap diharapkan terjadi jika laju pembukaan 1 cm per jam. Pencatatan selama fase aktif persalinan harus dimulai digaris waspada. Jika pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan garis waspada (pembukaan kurang dari 1 cm perjam), maka harus di pertimbangkan adanya penyulit. Pertimbangkan pula adanya tindakan intervensi yang diperlukan misalnya persiapan rujukan.
7)      Waktu mulainya fase aktif persalinan
Di bagian bawah partograf (pembukaan servik dan penurunan) tertera kotak-kotak yang diberi angka 1-16. Setiap kotak menyatakan waktu satu jam sejak dimulainya fase aktif persalinan. Dari kotak-kotak tersebut dapat di baca lama persalinan.
8)      Waktu actual saat pemeriksaan dilakukan
Di bawah lajur kotak untuk waktu mulainya fase aktif, tertera kotak-kotak untuk mencatat waktu aktual saat pemeriksaan dilakukan. Setiap kotak berkaitan dengan dua kotak waktu tiga puluh menit pada lajur kotak di atasnya atau lajur kontraksi di bawahnya. Saat ibu masuk dalam fase aktif persalinan, catatkan pembukaan serviks digaris waspada, kemudian catatkan waktu aktual pemeriksaan ini di kotak waktu yang sesuai.
9)      Kontraksi uterus
Di bawah lajur waktu partograf terdapat 5 lajur kotak dengan tulisan “kontraksi per 10 menit” di sebelah luar kolom paling kiri. Setiap kotaknya menyatakan satu kontraksi. Setiap 30 detik, raba, catat jumlah kontraksi dalam 10 menit dan lamanya kontraksi dalam satuan detik. Kontraksi dinilai setiap 30 menit sekali dan hitung jumlah kontraksi dalam 10 menit dan nilai lamanya satu kali kontraksi dalam satuan detik.
Asesmen dan intervensi berikut yang perlu dimasukkan dalam rencana asuhan adalah sebagai berikut:2
1)      Pemantauan terus menerus untuk kemajuan persalinan menggunakan partograf
2)      Pemantauan terus menerus tanda-tanda vital ibu
3)      Pemantauan terus menerus keadaan bayi
4)      Memenuhi kebutuhan hidrasi ibu
5)      Menganjurkan perubahan posisi ambulansi
6)      Menganjurkan tindakan yang memberikan rasa nyaman
7)      Menganjurkan keluarga agar memberikan dukungan

Persalinan merupakan saat yang menegangkan dan dapat mengubah emosi ibu atau bahkan dapat menimbulkan penyulit bagi ibu maupun janinnya, maka upaya untuk mengatasi hal tersebut digunakan partograf sebagai pemantau kemajuan persalinan.1
1)      Pengertian partograf
Ada beberapa pengertian partograf antara lain:1, 5
(1)   Partograf adalah catatan grafik kemajuan persalinan untuk memantau keadaan ibu dan janin, menemukan adanya persalinan abnormal, yang menjadi petunjuk untuk melakukan tindakan bedah kebidanan dan menemukan disproporsi kepala panggul jauh sebelum persalinan menjadi macet.
(2)   Partograf dianggap sebagai sistem peringatan awal yang akan membantu pengambilan keputusan lebih awal kapan seorang ibu harus dirujuk, dipercepat persalinannya atau diakhiri persalinannya dan membantu menemukan adanya masalah janin atau masalah ibu.
(3)   Partograf merupakan alat untuk mencatat informasi berdasarkan observasi, anamnesa dan pemeriksaan fisik ibu dalam persalinan dan sangat penting khususnya untuk membuat keputusan klinis selama kala I persalinan.
(4)   Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan dan informasi untuk membuat keputusan klinik.
(5)   Partograf merupakan alat mencatat informasi berdasarkan observasi, anamnesa dan pemeriksaan fisik ibu dalam persalinan dan sangat penting khususnya untuk membuat keputusan klinis selama persalinan. Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama fase aktif persalinan.
2)      Tujuan penggunaan partograf
Adapun tujuan dari penggunaan partograf adalah:1
(1)   Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam.
(2)   Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal. Dengan demikian juga dapat melakukan deteksi secara dini setiap kemungkinan terjadinya partus lama.
(3)   Data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu, kondisi bayi, grafik kemajuan proses persalinan, bahan medikamentosa yang diberikan, pemeriksaan laboratorium, membuat keputusan klinik dan asuhan atau tindakan yang diberikan di mana semua itu dicatatkan secara rinci pada status atau rekam medik ibu bersalin dan bayi baru lahir.
3)      Manfaat penggunaan partograf
Adapun manfaat dari penggunaan partograf adalah:1
(1)   Mencatat kemajuan persalinan
(2)   Mencatat kondisi ibu dan janinnya
(3)   Mencatat asuhan yang di berikan selama persalinan dan kelahiran
(4)   Menggunakan informasi yang tercatat untuk secara dini mengidentifikasi adanya penyulit
(5)   Menggunakan informasi yang ada untuk membuat keputusan klinik yang sesuai dan tepat waktu
4)      Indikasi penggunaan partograf
Partograf harus digunakan pada:1
(1)   Untuk semua ibu dalam fase aktif kala I persalinan sebagai elemen penting asuhan persalinan. Partograf harus digunakan, baik tanpa ataupun adanya penyulit. Partograf akan membantu penolong persalinan dalam memantau, mengevaluasi dan membuat keputusan klinik baik persalinan normal ataupun yang disertai dengan penyulit.
(2)   Selama persalinan dan kelahiran di semua tempat
(3)   Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan asuhan kepada ibu selama persalinan dan kelahiran.
(4)   Penggunaan partograf secara rutin akan memastikan para ibu dan bayinya mendapatkan asuhan yang aman dan tepat waktu. Selain itu, juga mencegah terjadinya penyulit yang dapat mengancam jiwa mereka.
5)      Kasus yang dapat di deteksi
Kasus-kasus yang dapat di deteksi dengan penggunaan partograf antara lain:1
(1)   Persalinan palsu atau belum in partu (false labor)
(2)   Fase laten memanjang
(3)   Fase aktif memanjang
(4)   Disproporsi sefalopelvik
(5)   Partus macet
(6)   His tidak adekuat
(7)   Kala II memanjang
6)      Kerugian penggunaan partograf
Kerugian penggunaan partograf kemungkinan terlalu cepat melakukan rujukan, yang sebenarnya dapat diselesaikan di puskesmas. Partograf diharapkan dapat menyelesaikan pertolongan persalinan pada garis waspada dengan jalan:
(1)   Rujukan semakin baik sehingga tidak merugikan penderita.
(2)   Pertolongan medis dapat dilakukan dengan lebih sempurna sehingga angka kesakitan dan kematian dapat diturunkan.
(3)   Mendapatkan tindakan medis sesuai dengan keadaan dan di tangan yang tepat.
(4)   Secara nasional partograf diharapkan membantu menurunkan angka kematian maternal dan perinatal sebagai cermin kemampuan memberikan pelayanan dan pengayoman medis yang menyeluruh dan lebih bermutu.
7)      Kontraindikasi penggunaan partograf
Kontraindikasi partograf yaitu rujuk ibu, apabila didapati salah satu atau lebih penyulit seperti berikut:1
(1)   Riwayat bedah sesar
(2)   Perdarahan pervaginam
(3)   Persalinan kurang bulan (uk kurang 37 minggu)
(4)   Ketuban pecah dengan mekonium yang kental
(5)   Ketuban pecah lama (lebih dari 24 jam)
(6)   Ketuban pecah pada persalinan kurang bulan (kurang dari 37 minggu)
(7)   Ikterus
(8)   Anemia berat
(9)   Tanda atau gejala infeksi
(10)     Preeklampsia atau hipertensi dalam kehamilan
(11)     Tinggi fundus 40 cm atau lebih
(12)     Gawat janin
(13)     Primipara dalam fase aktif persalinan dengan palpasi kepala masih 5/5
(14)     Presentasi bukan belakang kepala
(15)     Presentasi majemuk atau ganda
(16)     Kehamilan gemeli
(17)     Tali pusat menumbung
(18)     Syok
(19)     Fase laten berkepanjangan
(20)     Partus lama
8)      Pencatatan dalam partograf
Partograf berisi ruang untuk pencatatan hasil pemeriksaan yang dilakukan selama kala I persalinan. Partograf terdiri dari 2 halaman depan yang digunakan untuk mencatat informasi penting mengenai persalinan.1
(1)   Bagian depan partograf
a)      Informasi tentang ibu
(a)    Nama, umur
(b)   Gravid, para, abortus keguguran
(c)    Nomor catatan medis atau nomor puskesmas
(d)   Tanggal dan waktu mulai di rawat atau jika di rumah, tanggal dan waktu penolong persalinan mulai merawat ibu
b)      Kondisi janin

Untuk mengurangi kecemasan wanita, bidan harus mengetahui faktor psikososial yang terkait dengan persalinan. Dengan memberi kondisi dan lingkungan yang tepat, baik berupa fisik maupun emosional, kaum wanita dapat mengadopsi mekanisme koping yang dapat menurunkan kecemasan.1
1)      Dampak emosional dalam persalinan
Proses persalinan dapat berdampak jangka panjang bagi wanita, efek dapat beersifat positif dan negatif, tergantung dari kepuasan mereka terhadap pelayanan saat persalinan. Pengalaman persalinan dan kepuasan terhadap pelayanan saat persalinan dapat meningkatkan harga diri atau kepercayaan diri dan memori positif. Dukungan suami dan anggota keluarga yang lain untuk mendampingi ibu selama persalinan dan kelahiran. Anjurkan suami untuk berperan aktif dalam mendukung dan mengenali langkah-langkah yang mungkin akan sangat membantu kenyamanan ibu. Hargai keinginan ibu untuk didampingi oleh teman atau saudara yang khusus.
Setiap ayah perlu berperan aktif dalam sebuah peristiwa penting seperti kelahiran anak. Suami yang baik adalah yang memenuhi kebutuhan istrinya, membantu perawatannya dan terlibat secara dekat dengan segala sesuatu yang terjadi padanya. Dalam kala I, petugas bekerjasama dengan anggota keluarga untuk:1
(1)   Mengucapkan kata-kata yang membesarkan hati dan pujian kepada ibu
(2)   Membantu ibu bernapas pada saat kontraksi
(3)   Memijat punggung, kaki atau kepala ibu dan tindakan-tindakan bermanfaat lainnya
(4)   Menyeka muka ibu dengan lembut, menggunakan kain yang dibasahi air hangat atau dingin
(5)   Menciptakan suasana kekeluargaan dan rasa aman
(6)   Dalam masyarakat modern ada kecenderungan melibatkan ayah, dalam proses melahirkan.
a)      Dalam tahap pertama persalinan, suami tetap bersama istri sehingga lingkungan yang tidak dikenal dari rumah sakit terasa berkurang, dapat membantu melakukan masase untuk mengurangi rasa nyeri. Didampingi oleh orang yang dikenal, di cintai dan dapat berbagi perasaan. Calon ibu sebaiknya tidak di tinggalkan sendiri dalam persalinan.
b)      Dalam tahap kedua persalinan, ayah duduk di samping kepala atau di belakang ibu pada pegangan tempat tidur dan berdiri di sebelahnya untuk member dorongan dan terlibat bersama. Mereka menyaksikan kelahiran bayi dan secara emosional terikat semakin kuat.

Dukungan yang membawa dampak positif adalah dukungan yang bersifat dan emosional, antara lain:1
(1)   Menggosok punggung wanita
(2)   Memegang tangannya
(3)   Mempertahankan kontak mata
(4)   Ditemani oleh orang-orang yang ramah
(5)   Yakinkah bahwa wanita berada dalam proses persalinan tidak akan ditinggal sendirian.
Intervensi yang diberikan saat persalinan dapat membawa efek jangka panjang, seperti persalinan dengan bantuan alat, juga dapat meningkatkan kejadian depresi pasca natal, mengurangi kepercayaan diri wanita dalam kemampuannya menjalani peran sebagai seorang ibu atau mengganggu proses kelekatan yang di alami. Banyak bukti penelitian yang mengatakan bahwa peristiwa seputar persalinan dapat membuat wanita merasa tidak dapat mengendalikan tubuhnya. Ini mengakibatkan pengalaman yang sangat membuat stress sehingga dapat menyebabkan masalah psikologis seperti gangguan stress pascatrauma.
2)      Lingkungan persalinan
Lingkungan tempat ibu bersalin dapat mempengaruhi proses persalinan, baik intervensi dalam persalinan maupun terhadap psikososial ibu bersalin. Penting bagi bidan untuk menciptakan lingkungan persalinan yang nyaman dan aman bagi ibu. Ada sebagian wanita yang lebih suka melahirkan di rumah sendiri karena merupakan lingkungan yang sudah di kenal, ia dapat mempertahankan privasi dan dikelilingi oleh orang-orang yang diinginkannya, yang akan memberi dukungan dan ketenangan pada dirinya. Namun, sebagian wanita lebih tenang melahirkan di lingkungan yang memiliki teknologi dan tersedia pelayanan dari para ahli. Keseimbangan dapat di sediakan dengan membuat unit maternitas menjadi tidak bersifat institusional dengan sistem pemberian asuhan yang memungkinkan ibu dan keluarganya mendapatkan jenis dan standar asuhan yang memenuhi kebutuhan fisik, emosional, sosial dan psikologis mereka.
3)      Dukungan dari pemberi asuhan
Dukungan diri pemberi asuhan dalam persalinan harus bersifat fisik dan emosional. Dukungan tersebut juga meliputi beberapa aspek perawatan seperti menggosok punggung wanita, mempertahankan kontak mata, ditemani oleh orang-orang yang ramah dan diberi janji bahwa ibu bersalin tidak akan ditinggal sendirian. Kemampuan memberikan dukungan emosional untuk wanita dalam persalinan merupakan sesuatu yang dikembangkan bidan. Dukungan emosional ini mencakup keterampilan komunikasi dan konseling.

Pada daerah adneksa, uterus dan ligament serviks terdapat NOCI-CEPTOR yang merupakan Reseptor Nyeri. Nociceptor ini sangat bereaksi dengan adanya rangsangan mekanik, thermal (panas) dan chemical (kimia). Pada saat persalinan kala I, terjadi dilatasi serviks dan peregangan Segment Bawah Rahim, inilah yang menjadi stimulus mekanik bagi reseptor nyeri, selain itu secara chemical terjadi pula stimulus dengan peningkatan hormone prostaglandin dan endorphin. Sedangkan pada kala II, serviks sudah berdilatasi maksimal, tetapi SBR tetap meregang selain itu saat kepala turun terjadi distensi pada vagina dan perineum yang menyebabkan rasa nyeri. Faktor lain yang mempengaruhi rasa nyeri adalah umur, paritas, malpresentasi, bayi besar dan adanya riwayat dismenore. Ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan bidan dalam mengurangi rasa nyeri saat persalinan, tindakan di bawah ini adalah tindakan yang tanpa penggunaan obat.
1)      Teknik relaksasi
Teknik relaksasi yang dapat digunakan adalah dengan teknik pengaturan napas dan istirahat total saat his berhenti. Teknik relaksasi ini akan semakin baik bila didukung lingkungan yang kondusif saat persalinan, lingkungan yang tenang, diiringi oleh alunan musik lembut dan suhu yang nyaman.
2)      Imagery atau Visualisasi
Teknik ini dengan mengajarkan ibu untuk memejamkan mata sambil membayangkan suatu tempat yang dia merasa nyaman untuk beristirahat dan membimbing ibu berkonsentrasi terhadap imaginasinya. Prinsip teknik ini sama dengan teknik relaksasi yaitu mengurangi tegangan pada otot, denyut jantung dan frekuensi pernapasan.
3)      Pengaturan posisi
Persilahkan ibu untuk memilih posisi yang nyaman baginya kecuali posisi telentang
4)      Akupuntur atau akupressure
Tindakan ini memerlukan bantuan ahli akupuntur. Akupuntur ini dilakukan dengan menusukkan jarum dan mengajarkan ibu untuk menggunakan dan menstimulasi jarum-jarum tersebut. Dengan akupuntur ini terjadi penutupan pintu gerbang jalur impuls nyeri.
5)      Masase
Yang disebut sebagai masase adalah tindakan penekanan oleh tangan pada jaringan lunak, biasanya pada otot tendon atau ligament, tanpa menyebabkan pergeseran atau perubahan posisi sendi guna menurunkan nyeri, menghasilkan relaksasi dan meningkatkan relaksasi.
Tindakan masase ini akan menutup pintu gerbang jalur nyeri. Dengan masase juga akan menimbulkan efek psikososial yang baik untuk ibu bersalin. Dianjurkan agar masase selama persalinan harus bersifat terus menerus. Hal tersebut harus dilakukan karena terdapat kecenderungan rasa nyeri akan meningkat jika pemijatan dihentikan, hal ini di sebabkan sistem saraf yang sudah terbiasa terhadap stimulus tersebut dan organ indera terbiasa merespon nyeri tersebut.
6)      Penggunaan aplikasi panas dan dingin
Prinsip penggunaan aplikasi kompres panas ini adalah meningkatkan aliran darah sehingga mengurangi spasme otot karena ischemia. Sedangkan kompres dingin menggunakan prinsip berkurangnya sensitivitas kulit dan otot superfisial dengan dingin yang berlebihan. Pemberian kompres air hangat merupakan salah satu metode pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dengan mengurangi rasa sakit ibu bersalin. Ini dapat dilakukan dengan cara menempelkan kantung berisi air hangat ke bagian pinggang pasien kiri ataupun kanan.1, 6
7)      Hidroterapi
Sejak dulu air sering digunakan untuk berbagai pengobatan tetapi untuk mengurangi nyeri persalinan masih merupakan hal yang baru. Penggunaan air sebagai pengurang rasa nyeri karena mengambil dari efek “hidrotermik” dan “hidrokinetik”. Hidrotermik artinya air menjadi konduktor panas sehingga meredakan spameoto dan kemudian meredakan rasa nyeri. Hidrokinetik artinya menghilangkan efek gravitasi dan ketidaknyamanan yang menyertai seperti penekanan panggul. Kedua efek ini memfasilitasi relaksasi sehingga menurunkan ansietas dan kelelahan.  
8)      Stimulasi Saraf Elektik Transkutanse (TENS)
TENS baru dikembangkan dan masih jarang digunakan. Pada penggunaan TENS ini memungkinkan ibu untuk mengendalikan baik dari segi pemakaian maupun dari segi psikologis. Ibu atau kemungkinan besar pasangannya melakukan pemasangan elektrode pada era lumbal setelah di ajarkan selama masa kehamilan. Generator penguat denyut yang dapat di pegang oleh tangan ibu memberikan impuls bertubi-tubi yang berada di bawah ambang nyeri. Impuls listrik ini secara fisiologis akan memanfaatkan mekanisme pengendalian neurobiologist (nyeri) ibu itu sendiri.

Ada beberapa rencana asuhan yang dapat diberikan oleh bidan dalam persalinan kala I seperti berikut ini:1
1)      Membuat rencana persalinan
(1)   Tempat persalinan
Pemilihan tempat persalinan ditentukan oleh nilai risiko kehamilan dan jenis persalinan yang direncanakan. Persalinan risiko rendah dapat dilakukan di Puskesmas, Polindes atau Rumah Bersalin. Sedangkan persalinan risiko tinggi harus dilakukan di Rumah Sakit yang memiliki fasilitas kamar operasi, tranfusi darah dan perawatan bayi risiko tinggi.
Apabila ibu dianggap persalinannya berisiko maka hendaknya persalinan dilakukan di Rumah Sakit atau Rumah sakit Ibu dan Anak, lengkap dengan tenaga terlatih dan peralatan yang memadai. Akibat sarana transportasi serta tenaga kesehatan yang masih terbatas, dibeberapa daerah kebanyakan persalinan masih ditolong oleh dukun bersalin dan berlangsung di rumah. Kondisi tersebut merupakan kendala tersendiri yang masih sulit di atasi sampai saat ini.
Di luar negeri (missal di Amerika dan Belanda) persalinan dapat dilakukan di rumah karena memiliki kelebihan dibandingkan persalinan di Rumah Sakit. Suasana rumah membuat ibu lebih nyaman sehingga proses persalinan lebih lancar dan peran serta suami tampak nyata dirasakan. Walaupun demikian, persalinan di rumah memerlukan dukungan infrastruktur yang baik serta kesiapan tenaga penolong untuk menghadapi segala kemungkinan yang terjadi pada saat persalinan maupun pasca persalinan.
(2)   Memilih tenaga kesehatan terlatih
Tenaga kesehatan yang diperbolehkan menolong persalinan adalah dokter umum, bidan serta dokter kebidanan dan kandungan. Di Negara kita masih banyak persalinan yang ditolong oleh dukun bersalin, baik yang terlatih maupun yang tidak terlatih. Hal ini masih jadi kendala dan merupakan salah satu sebab tingginya angka kematian bayi. Pemilihan tenaga penolong persalinan ditentukan oleh pasien, nilai risiko kehamilan dan jenis persalinan yang akan direncanakan bagi masing-masing pasien.
Pemilihan pasien berdasarkan risiko dimaksudkan agar penanganan kasus lebih terarah dan ditangani oleh tenaga yang kompeten. Pada saat persalinan, penanganan kasus dilakukan lebih cermat lagi dengan memperhatikan karakteristik kasus. Sebaiknya semua kasus dianggap memiliki risiko tinggi karena tidak ada satu cara pun yang dapat meramalkan bahwa persalinan tersebut pasti berjalan normal sehingga setiap penolong persalinan akan selalu berhati-hati dan mempersiapkan segala sesuatunya untuk mengatasi penyulit yang mungkin terjadi. Selain itu faktor ekonomi, agama, sosial dan budaya kadang-kadang juga mempengaruhi pemilihan tenaga penolong persalinan.
(3)   Cara menghubungi tenaga kesehatan
Diskusikan sebelumnya, apabila terdapat tanda-tanda persalinan bagaimana klien menghubungi bidan tersebut. Apakah melalui telepon atau langsung datang ke tempat bidan?
(4)   Transportasi ke tempat persalinan
Seberapa jauh jarak dari rumah ke rumah sakit, klinik, puskesmas atau tempat pengobatan terdekat dan transportasi apa yang mungkin tersedia. Apa transportasi alternatif bisa transportasi yang utama tidak ada?
(5)   Pendamping persalinan
Diskusikan bersama klien, siapa yang akan menemani atau mendampingi ibu pada saat persalinan? Apabila orang tersebut tidak ada, siapa yang akan menggantikannya?
(6)   Biaya dan cara mengumpulkan biaya
Diskusikan pula tentang berapa banyak biaya yang dibutuhkan dan bagaimana cara mengumpulkan biaya tersebut. Ketersediaan dana termasuk dalam persiapan kelahiran dan persiapan menghadapi keadaan darurat saat persalinan. Di Bangladesh di setiap bank di desa-desa ada paket khsusus yang menyediakan pinjaman lunak untuk ibu yang menghadapi persalinan dengan tenang karena uang tak lagi menjadi kendala.
(7)   Siapa yang akan menjaga keluarga jika ibu tidak ada
Apabila ibu sudah mempunyai anak atau di rumahnya ada banyak orang. Diskusikan juga mengenai siapa yang akan menjaga keluarganya selama ibu bersalin.
2)      Pengambilan keputusan
Membuat rencana untuk pengambilan keputusan jika terjadi kegawatdaruratan pada saat pengambil keputusan utama tidak ada.
3)      Persiapan kegawatdaruratan
Mempersiapkan sistem transportasi jika terjadi kegawatdaruratan. Banyak ibu yang meninggal karena mengalami komplikasi serius selama kehamilan, persalinan atau pasca persalinan dan tidak mempunyai jangkauan transportasi yang dapat membawa mereka ke tingkat asuhan kesehatan yang dapat membawa mereka ke tingkat asuhan kesehatan yang dapat memberikan asuhan yang kompeten untuk menangani masalah mereka. Setiap keluarga seharusnya mempunyai suatu rencana transportasi untuk ibu jika ia mengalami komplikasi dan perlu segera dirujuk ke tingkat asuhan yang lebih tinggi.
4)      Membuat rencana atau pola menabung
Keluarga dianjurkan untuk menabung sejumlah uang untuk persediaan dana guna asuhan selama kehamilan dan jika terjadi kegawatdaruratan. Ibu atau keluarga hendaknya memiliki tabungan pribadi dan dapat mengaksesnya bila diperlukan. Juga kemungkinan mengakses sarana dan dana cadangan bersama milik masyarakat yang dapat dipakai untuk keperluan gawat darurat.
5)      Mempersiapkan peralatan yang diperlukan
Ibu dan keluarga dapat mengumpulkan barang-barang seperti pembalut wanita, sabun, baju ibu, baju bayi dan lain-lain.


Untuk dapatmemberikan kepuasan terhadap pelayanan bidan dan pengalaman melahirkan yang menyenangkan, maka bidan harus dapat memenuhi kebutuhan ibu baik maupun psikologis.1
1)      Pemenuhan kebutuhan fisik
Pemenuhan kebutuhan fisik selama persalinan kala I meliputi pemenuhan nutrisi dan keseimbangan, kebersihan dan kenyamanan, posisi, kontak fisik dan pijatan, seperti di bawah ini:1
(1)   Nutrisi dan keseimbangan cairan
Mengizinkan ibu bersalin untuk makan dan minum selama persalinan telah menjadi aspek controversial selama bertahun-tahun di berbagai bagian dunia. Studi mutakhir tentang gizi selama persalinan menunjukkan bahwa bagi ibu bersalin yang kemungkinannya kecil untuk menjalani anastesi umum, tidak ada alas an untuk melarang makan dan minum bila ia mau. Bidan harus ingat bahwa persalinan membutuhkan energi yang cukup besar. Ibu bersalin yang tidak makan untuk beberapa waktu, atau yang kurang gizi, proses persalinan dapat menyebabkan kelelahan fisiologis, dehidrasi dan ketosis yang menyebabkan gawat janin. Oleh karena itu melarang makan dan minum dapat menyebabkan bahaya dan dapat menimbulkan masalah baik bagi ibu maupun bayinya.
Efek mengurangi atau mencegah makan dan minum sering mengakibatkan perlunya pemberian glukosa intravena, yang telah terbukti dapat berakibat negatif terhadap janin dan selanjutnya bayi baru lahir. Efek tersebut disebabkan oleh peningkatan insulin sebagai respon dari peningkatan kadar glukosa dan bisa mengakibatkan hipoglikemi pada janin atau lebih sering terjadi hipoglikemi pada neonatal. Dari penjelasan di atas dapat dikatakan secara ringkas penelitian menunjukkan bahwa ibu bersalin boleh makan makanan yang mudah dicerna dan rendah lemak selama persalinan dan diperbolehkan minum.
(2)   Kebersihan dan kenyamanan
Ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak berkeringat, dapat di atasi dengan cara menggunakan kipas angin, AC atau kipas biasa dan menganjurkan ibu untuk mandi jika ia bisa. Wanita yang sedang bersalin akan merasa sangat panas dan berkeringat banyak, karena itu akan sangat mendambakan kesempatan untuk mandi atau bersiram. Jika si ibu bisa berdiri ia akan senang bila bisa digosok tubuhnya dengan spons, khususnya bagian muka dan lehernya dengan air dingin. Sebuah gaun yang bersih dan adem akan sangat disukai dan sebuah kipas angin akan sangat menyejukkan. Mulutnya bisa disegarkan dengan jalan menggosok gigi. Ia mungkin pula ingin mengulum-ngulum es. Ibu bersalin hendaknya dianjurkan untuk BAK sendiri minimal 2 jam sekali, hal ini selain untuk tidak menambah rasa nyeri pada perut bagian bawah, juga akan membantu penurunan kepala karena tidak ada hambatan dari kandung kencing.
(3)   Posisi
Persalinan dan kelahiran merupakan suatu peristiwa yang normal, tanpa disadari dan mau tak mau harus berlangsung. Untuk membantu ibu agar tetap tenang dan rileks sedapat mungkin bidan tidak boleh memaksakan pemilihan posisi yang diinginkan oleh ibu dalam persalinannya. Sebaiknya, peranan bidan adalah untuk mendukung ibu dalam pemilihan posisi apapun yang dipilihnya, menyarankan alternative-alternatif hanya apabila tindakan ibu tidak efektif atau membahayakan bagi dirinya sendiri atau bagi bayinya. Bila ada anggota keluarga yang hadir untuk melayani sebagai pendukung ibu, maka bidan bisa menawarkan dukungan pada orang yang mendukung dukungan ibu tersebut.
Ibu bersalin harus diberikan kebebasan dalam melakukan gerakan dan memilih posisi yang nyaman bagi ibu. Dulu ibu bersalin dibatasi hanya berbaring terlentang, tetapi setelah dilakukan penelitian terbukti bahwa posisi terlentang akan mengakibatkan berkurangnya aliran darah dari ibu ke janin. Pada saat persalinan sebenarnya telah terjadi pengurangan aliran darah plasenta akibat aktifitas otot rahim saat kontraksi. Bila ditambah dengan posisi terlentang akan mengalami rasa nyeri lebih hebat. Selain itu telah terbukti bahwa ibu yang lebih banyak bergerak dan dibiarkan memilih posisi yang diinginkan mengalami proses persalinan lebih singkat dan kurang merasakan nyeri.
(4)   Kontak fisik
Si ibu mungkin tidak ingin bercakap-cakap tetapi ia mungkin akan merasa nyaman dengan kontak fisik. Partnernya hendaknya didorong untuk mau berpegangan tangan dengannya, menggosok punggungnya, menyeka wajahnya dengan spons atau mungkin hanya mendekapnya. Sebagian pasangan suami istri mungkin ingin mempraktekkan di mana partnernya mengelus-elus perut dan paha wanita atau teknik-teknik lain yang serupa. Mereka yang menginginkan kelahiran yang aktif bisa mencoba stimulasi putting dan klitoris untuk mendorong pelepasan oksitosin dari kelenjar pituitary dan dengan demikian merangsang kontraksi uterus secara alamiah. Hal ini juga akan merangsang produksi endogenous opiates, yang memberikan sedikit analgesia alamiah.
(5)   Pijatan
Wanita yang menderita sakit punggung atau nyeri selama persalinan mungkin akan merasakan pijatan sangat meringankan. Sebagian wanita mungkin akan merasakan pijatan pada abdominal menyenangkan, elusan ringan di atas seluruh perut emang bisa terasa enak, dengan menggunakan kedua tangan dan melakukan ujung jari menyentuh daerah sympisis pubis, melintas di atas fundus uterus dan kemudian turun ke kedua sisi perut.
2)      Pemenuhan kebutuhan psikologis
Pemenuhan kebutuhan psikologis selama persalinan kala I meliputi pemenuhan informasi, mengurangi kecemasan, keikutsertaan dalam perencanaan, berkenalan dengan para staf, menghadirkan pendamping persalinan.
(1)   Memberikan informasi
Idealnya setiap wanita yang hamil haruslah memperoleh kesempatan untuk membentuk hubungan dengan seorang bidan tertentu agar supaya advis bisa diberikan secara konsisten dan wanita tersebut akan merasa rileks dan bisa bebas meminta informasi. Dengan cara demikian setiap wanita akan bisa mendapatkan informasi sebanyak yang diinginkannya.
(2)   Mengurangi kecemasan
Meskipun setiap wanita mungkin akan merasa sedikit takut tentang beberapa aspek dari kehamilan dan persalinan, banyak di antaranya merasa bahwa hal tersebut tidaklah berdasar.
(3)   Keikutsertaan dalam perencanaan
Pasangan-pasangan yang bisa berpartisipasi dalam perencanaan asuhan mereka dengan cara ini akan merasa bahwa hal tersebut akan dianggap penting bagi para pemberi asuhan dan akan merasa lebih tenang dalam menghadapi seluruh pengalaman memasuki rumah sakit.
(4)   Berkenalan dengan para staf
Berkenalan dengan staf ruang bangsal persalinan serta melihat-lihat lingkungannya akan sangat berguna bagi sebagian besar wanita. Jika penggunaan perlengkapan dijelaskan tentu akan terasa tidak seperti rumah sakit dan akan kurang menakutkan.
(5)   Menghadirkan pendamping persalinan
Bidan harus memberikan kesempatan pada ibu bersalin untuk didampingi orang terdekatnya, bisa suami atau ibunya. Banyak penelitian yang mendukung kehadiran prang kedua saat persalinan berlangsung dan telah terbukti bahwa hal tersebut sangat bermanfaat bagi ibu bersalin.
Berikut ini adalah bukti manfaat pendamping persalinan berdasarkan penelitian:
a)      Memberikan kenyamanan pada saat bersalin (hodnet 1944)
b)      Menimbulkan efek positif terhadap hasil persalinan dalam arti dapat menurunkan morbiditas, mengurangi rasa sakit, persalinan yang lebih singkat dan menurunkan persalinan dengan operasi termasuk SC (hodnet 1997)
c)      Memberikan rasa nyaman, aman, semangat, dukungan emosional dan dapat membesarkan hati ibu (MIDIRS 1997)
d)     Kehadiran perempuan berpengalaman yang secara terus menerus selama persalinan. Namun tidak memberikan pelayanan, hanya memberikan dukungan emosional terbukti menunjukkan proses persalinan yang lebih singkat dan kemungkinan operasi lebih rendah (sosa dan Klaus)
e)      Membuat ibu bersalin mengalami hanya sedikit rasa nyeri saat persalinan (Klaus, kennerl 1993)
f)       Memungkinkan ibu mempunyai rasa percaya diri lebih besar untuk bertanya atau meminta sesuatu secara langsung atau melalui pendamping tersebut.

Selama kala I bidan memantau kemajuan persalinan, kesejahteraan ibu dan bayi dengan menggunakan partograf. Untuk menentukan apakah persalinan berjalan normal, bidan harus memahami setiap temuan-temuan yang didapat dan batasan normal dari temuan tersebut sehingga bidan dapat menentukan kondisi abnormal atau patologis pada persalinan kala I.1
Di bawah ini beberapa deteksi penyulit persalinan yang sering terjadi pada asuhan persalinan kala I:
1)      Riwayat bedah besar
2)      Perdarahan pervaginam selain dari lendir bercampur darah (show)
3)      Persalinan kurang bulan (uk kurang dari 37 minggu)
4)      Ketuban pecah disertai dengan mekonium yang kental
5)      Ketuban pecah dan air ketuban bercampur dengan sedikit mekonium di sertai dengan tanda-tanda gawat janin
6)      Ketuban pecah (>24 jam) atau ketuban pecah pada kehamilan kurang dari 37 minggu
7)      Tanda-tanda atau gejala-gejala infeksi:
(1)   Temperature > 380C
(2)   Menggigil
(3)   Nyeri abdomen
(4)   Cairan ketuban berbau
8)      Tekanan darah lebih dari 160/110 dan terdapat protein dalam urin (preeklampsia berat)
9)      Tinggi fundus 40 cm atau lebih (makrosomia, polihidramnion, gemeli)
10)  DJJ kurang dari 100 atau lebih dari 180 kali/menit pada dua kali penilaian dengan jarak 5 menit pada gawat janin
11)  Primipara dalam fase aktif persalinan dengan palpasi kepala janin masih 5/5
12)  Presentasi bukan belakang kepala
13)  Presentasi majemuk
14)  Tali pusat menumbung
15)  Tanda dan gejala syok
16)  Tanda dan gejala persalinan dengan fase laten berkepanjangan
17)  Tanda atau gejala belum inpartu
18)  Tanda atau gejala partus lama

Lakukanlah pendokumentasian kala I dengan menggunakan metode SOAP, yaitu:1
S          = SUBJEKTIF                        : Apa yang dikatakan klien
O         = OBJEKTIF              : Apa yang dilihat dan dirasakan oleh bidan sewaktu  melakukan pemeriksaan, hasil laboratorium
A         = ANALISA               : Kesimpulan apa yang dibuat dari analisis data-data subjektif atau objektif
P          = PENATALAKSANAAN : Tindakan apa yang dilakukan berdasarkan hasil analisa di atas.
1)      Contoh data subjektif:1
(1)   Ibu mengatakan hamil pertama, tidak pernah keguguran, HPHT tanggal 24-4-2011
(2)   Ibu mengatakan tidak menderita suatu penyakit
2)      Contoh data objektif:1
(1)   K/U baik
(2)   Kesadaran
3)      Contoh analisa:1
Diagnosa: G1 P0 A0 usia kehamilan 39 minggu 6 hari, inpartu kala I fase laten dengan kondisi ibu baik, janin tunggal hidup, letak belakang kepala dengan kondisi janin baik.
4)      Penatalaksanaan
(1)   Melakukan informed consent
(2)   Memberitahu hasil pemeriksaan
(3)   Melakukan persiapan persalinan
(4)   Memberikan asuhan sayang ibu
(5)   Memantau kemajuan persalinan ibu
(6)   Mendokumentasikan semua hasil temuan dan tindakan yang telah dilakukan.








Persalinan adalah saat yang sangat dinanti-nantikan ibu hamil untuk dapat merasakan kebahagiaan melihat dan memeluk bayinya. Studi pendahuluan ini menunjukkan bahwa dari 10 ibu inpartu kala I fase aktif setelah diberikan perlakuan massage terjadi pengurangan rasa nyeri, yang semula terdapat ada 6 ibu primipara yang mengalami nyeri yang sangat berat, setelah diberikan massage rasa nyeri yang dirasakan ibu menjadi nyeri sedang.7 Persalinan merupakan saat yang menegangkan dan dapat mengubah emosi ibu atau bahkan dapat menimbulkan penyulit bagi ibu maupun janinnya, maka upaya untuk mengatasi hal tersebut digunakan partograf sebagai pemantau kemajuan persalinan.1

Diharapkan kepada para tenaga kesehatan supaya dapat menerapkan asuhan kala I pada persalinan dilakukan dengan benar karena akan sangat membantu mendapatkan pengalaman melahirkan yang menyenangkan oleh pasien yang kita tolong tersebut.



1.   Indrayani, Unaria ME. Asuhan persalinan dan bayi baru lahir. Jakarta: Trans info media; 2013.

2.   Nurasiah A, Rukmawati A, Badriah DL. Asuhan Persalinan Normal bagi Bidan. Bandung: PT Refika Aditama; 2012.

3.   Walsh LV. Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC; 2007.

4.   Sari RS. Pelaksanaan pendokumentasian lembar partograf dalam memonitor persalinan di RSUD kota Surakarta http://eprintsumsacid/22018/15/NASKAH_PUBLIKASIpdf. 2012.

5.   Indrawati T. Analisa faktor-faktor yang mempengaruhi BPS pada penggunaan partograf acuan maternal neonatal dalam pertolongan persalinan normal di wilayah dinas kesehatan kota Semarang. http://eprintsundipacid/14518/1/2004MPK3586pdf. 2004.

6.   Yani DP, Khasanah U. Pengaruh pemberian kompres air hangat terhadap rasa nyaman dalam proses persalinan kala I Fase aktif. https://scholargooglecoid/scholar?hl=id&q=asuhan+kala+1&btnG.

7.   Tazkiyah KI, Yanti. Pengaruh teknik massage terhadap pengurangan nyeri persalinan kala I fase aktif. https://scholargooglecoid/scholar?hl=id&q=jurnal+kala+satu&btnG. 2014;6.













Moderator       : Agustini Kencanawati
1)      Kurnia Hayati Nurjanah
Pertanyaan            : bagaimana cara menilai kemajuan persalinan?
Jawaban    :
Ø  Kontraksi
Di bawah lajur waktu partograf terdapat 5 lajur kotak dengan tulisan “kontraksi per 10 menit” di sebelah luar kolom paling kiri. Setiap kotaknya menyatakan satu kontraksi. Setiap 30 detik, raba, catat jumlah kontraksi dalam 10 menit dan lamanya kontraksi dalam satuan detik. Kontraksi dinilai setiap 30 menit sekali dan hitung jumlah kontraksi dalam 10 menit dan nilai lamanya satu kali kontraksi dalam satuan detik.
Ø  Pembukaan
Dinilai setiap 4 jam sekali. Pencatatan pada partograf di mulai sejak pembukaan 4 cm (fase aktif)

2)      Meilingga Hadiyanti
Pertanyaan            : hal apa saja yang diperlukan ibu dan pantangan untuk rasa sakit?
Jawab        : salah satu pantangan saat kala I yaitu seperti melarang ibu makan menurut tradisi padahala sebenarnya hal itu sangat bagus agar menambah tenaga ibu, sedangkan hal-hal yang diperlukan ibu untuk pengurangan rasa nyeri yaitu:
Ø  Teknik relaksasi
Teknik relaksasi yang dapat digunakan adalah dengan teknik pengaturan napas dan istirahat total saat his berhenti. Teknik relaksasi ini akan semakin baik bila didukung lingkungan yang kondusif saat persalinan, lingkungan yang tenang, diiringi oleh alunan musik lembut dan suhu yang nyaman.
Ø  Penggunaan aplikasi panas dan dingin
Prinsip penggunaan aplikasi kompres panas ini adalah meningkatkan aliran darah sehingga mengurangi spasme otot karena ischemia. Sedangkan kompres dingin menggunakan prinsip berkurangnya sensitivitas kulit dan otot superfisial dengan dingin yang berlebihan. Pemberian kompres air hangat merupakan salah satu metode pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dengan mengurangi rasa sakit ibu bersalin. Ini dapat dilakukan dengan cara menempelkan kantung berisi air hangat ke bagian pinggang pasien kiri ataupun kanan

3)      Manisha Lorenza
Pertanyaan            : bagaimana cara memberikan dukungan persalinan?
Jawab        : Dukungan diri pemberi asuhan dalam persalinan harus bersifat fisik dan emosional. Dukungan tersebut juga meliputi beberapa aspek perawatan seperti menggosok punggung wanita, mempertahankan kontak mata, ditemani oleh orang-orang yang ramah dan diberi janji bahwa ibu bersalin tidak akan ditinggal sendirian. Kemampuan memberikan dukungan emosional untuk wanita dalam persalinan merupakan sesuatu yang dikembangkan bidan. Dukungan emosional ini mencakup keterampilan komunikasi dan konseling.

4)      Karina Ratna Dewi
Pertanyaan            : bagaimana cara penggunaan partograf?
Jawab        : Penggunaan partograf
Ø  Mencatat kemajuan persalinan
Ø  Mencatat kondisi ibu dan janinnya
Ø  Mencatat asuhan yang di berikan selama persalinan dan kelahiran
Ø  Menggunakan informasi yang tercatat untuk secara dini mengidentifikasi adanya penyulit
Ø  Menggunakan informasi yang ada untuk membuat keputusan klinik yang sesuai dan tepat waktu

5)      Sopia Marlianti
Pertanyaan            : bagaimana cara menganjurkan posisi ambulansi dalam membuat rencana asuhan?
Jawab        : menganjurkan posisi ambulansi yaitu seperti menganjurkan ibu berjalan-jalan kecil supaya lebih rileks, menganjurkan posisi yang membuat ibu nyaman, memberikan instruksi kepada ibu apa saja yang perlu dilakukan dan kapan itu dilakukan.

6)      Nia Yumniati
Pertanyaan            : berikan contoh membuat rencana asuhan!
Jawab        : beberapa rencana asuhan adalah:
Ø  Pemantauan terus menerus untuk kemajuan persalinan menggunakan partograf
Ø  Pemantauan terus menerus tanda-tanda vital ibu
Ø  Pemantauan terus menerus keadaan bayi
Ø  Memenuhi kebutuhan hidrasi ibu
Ø  Menganjurkan perubahan posisi ambulansi
Ø  Menganjurkan tindakan yang memberikan rasa nyaman
Ø  Menganjurkan keluarga agar memberikan dukungan

7)      Fitria Kusumaning Arum
Pertanyaan            : bagaimana cara untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikologis pada persalinan ibu?
Jawab        : memenuhi kebutuhan fisik adalah keseimbangan nutrisi dan cairan, kebersihan dan kenyamanan, posisi, kontak fisik, pijatan sedangkan kebutuhan psikologis seperti memberikan informasi, keikutsertaan dalam peencanaan, mengurangi kecemasan ibu, berkenalan dengan beberapa staf rumah sakit, menghadirkan pendamping persalinan.

8)      Putri Nurul Alya
Pertanyaan            : bagaimana cara menilai tanda bahaya kala I dan pendokumentasian?
Jawab        : pendokumentasian pada asuahan kala I tetap menggunakan SOAP untuk mengkaji semua tindakan yang dilakukan pada ibu selama persalinan dan beberapa tanda bahaya kala I seperti cairan ketuban berbau, Presentasi bukan belakang kepala, Presentasi majemuk, Tali pusat menumbung, Tanda dan gejala syok, Tanda dan gejala persalinan dengan fase laten berkepanjangan, Tanda atau gejala belum inpartu, Tanda atau gejala partus lama

9)      Santi Pratiwi
Pertanyaan            : apa saja yang harus dipersiapkan bidan pada saat kala I?
Jawab        : hal yang perlu dipersiapkan bidan pada kala satu seperti mempersiapkan peralatan yang diperlukan saat akan menolong persalinan, menyiapkan rujukan dan ambulan apabila sewaktu-waktu terdapat komplikasi pada ibu.

10)  Dwi Rosmayanti
Pertanyaan            : apakah partograf tercantum dalam pendokumentasian?
Jawab        : dalam pendokumentasian tentu saja hasil pencatatan partograf ikut serta dicantumkan dalam pendokumentasian sebagai hasil laporan selama menolong persalinan dari kala I sampai kala IV.

11)  Vina Herlina
Pertanyaan            : kerugian partograf apa?
Jawab        : sejauh ini penggunaan partograf tidak menimbulkan kerugian asalkan cara penggunannya tepat sesuai prosedur.

12)  Intan Aqidatul Azzah
Pertanyaan            : bagaimana asuhan untuk kesejahteraan ibu dan janin?
Jawab        : asuhan yang dapat dilakukan bidan untuk kesejahteraan ibu dan janin adalah asuhan sayang ibu di mana akan melibatkan ibu dan janin dalam asuhan yang dilakukan oleh bidan.
 











http://3.bp.blogspot.com/--AKNNLbUmYE/VjEIC8vsH7I/AAAAAAAAAJ4/XsdPn2rXb54/s000/5.jpg

0 komentar:

Posting Komentar

AKBID DEWI SARTIKA

AKBID DEWI SARTIKA